Senin, 29 Januari 2018

OBSERVASI PRAMUKA UNIK

Masih tentang pengalaman menarikku ketika menjalani KKN 2018 beberapa hari yang lalu, ini adalah kisah saat aku melaksanakan observasi kegiatan pramuka di sekolah asalku di SMA Negeri 1 Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jadi di sekolahku kegiatan pramuka diadakan setiap hari Jumat. Kegiatan pramuka dikelola oleh anggota Dewan Ambalan (DA) yang berasal dari kelas XI yang diawasi secara langsung oleh pembina gudep di SMA.
Jadi pada waktu itu sebenarnya kegiatan pramuka dimulai pada pukul 2 siang, namun aku baru datang sekitar pukul 3 kurang 15 menit sore hari. Sampai disana, aku langsung menemui kakak pembina dan ketua dewan ambalan untuk meminta ijin pelaksanaan observasi disana. Setelah diijinkan, aku langsung mengambil foto kegiatan pramuka pada siang hari itu. Ada seorang siswi yang berkata demikian, “Kak, sekali foto bayar 5 ribu loh.” Aku cuma membalas dengan senyuman. :D Bahkan ada seorang siswa bertubuh gempal yang malah berpose sambil tiduran ketika aku potret dengan handphone Sony Experia Z3-ku.. :v

Benar-benar pengalaman menarik yang menggelitik..



#STKIPALHIKMAHSBY
www.hikmahuniversity.ac.id

SERUNYA MENGAJAR MURID-MURID TPQ


Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum
Pada kesempatan ini aku akan membagikan kisah menarik saat aku melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Taman Pendidikan Quran (TPQ) Madrasah Diniyah Madugondo (MDM). Sebagai informasi, MDM terletak di Jl. Wonosari km. 10, Dusun Madugondo, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). MDM adalah tempat belajar Al-Quran yang diperuntukkan khususnya bagi anak-anak dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar di Dusun Madugondo dan sekitarnya. Kegiatan di MDM ini berlangsung pada hari Senin, Rabu, dan hari Jumat. Oh iya, di Dusun Madugondo inilah aku juga bertempat tinggal, jarak antara rumahku dengan MDM ini kurang lebih sekitar 200 m saja. Meskipun berjarak tidak jauh dari rumahku, namun sebelumnya aku belum pernah sekalipun mengajar mengaji disana. Oleh karena itu, aku bersyukur STKIP Al-Hikmah Surabaya –kampusku- sudah memberikan tugas KKN yang salah satunya mengajar TPQ, jadi mau tidak mau aku harus melaksanakan tugas itu dan rupanya itu bermanfaat buatku sebagai salah satu pengalaman yang cukup berkesan bagiku.
Jadi kisah ini adalah pada saat hari terakhir pelaksanaan praktek mengajarku di TPQ MDM, tepatnya pada hari Jumat tanggal 26 Januari 2018. Seperti biasanya, kegiatan di MDM dimulai tepat pada pukul 16.00 WIB. Dengan berdo’a, murid-murid MDM mengawali kegiatan pada sore hari itu. Setelah itu, mereka menghadap ke Ustaz dan Ustazah sesuai kelas mereka. Jadi di MDM terdapat 2 kelas: kelas pertama untuk kategori usia taman kanak-kanak hingga kelas 3 sekolah dasar, sedangkan untuk kelas kedua untuk kategori kelas 4 hingga 6 sekolah dasar. Ustaz dan Ustazah bertindak sebagai penyimak bacaan iqro’ atau Al-Quran para murid MDM. Pada saat itu, aku diberi amanah untuk menyimak bacaan murid MDM kelas kedua. Waktu itu aku hanya sempat menyimak bacaan iqro’ seorang murid saja, karena kebanyakan dari mereka sudah selesai mengaji dengan Ustaz atau Ustazah.
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 16.50 WIB., yang berarti waktu belajar mengaji murid TPQ MDM tersisa 10 menit lagi. Seorang pengajar (kalau tidak salah Ustazah Rohmah namanya) tiba-tiba menyuruhku untuk mengisi waktu 10 menit yang tersisa tersebut dengan bercerita ataupun lain-lain. Dengan rasa yakin, aku berjalan maju ke depan kelas (meskipun sebenarnya aku merasakan sedikit gugup.. hehe) setelah itu aku mulai bercerita. Yang terlintas di pikiranku saat itu adalah kisah sapi betina yang terdapat dalam Qur’an surat Al-Baqarah. Aku bercerita dengan penuh rasa percaya diri karena aku cukup memahami kisahnya. Aku cukup menguasai cerita itu karena dulu aku juga pernah mempresentasikannya di kampus pada waktu mata kuliah basic reading yang diampu oleh Ustazah Haris Dibdyaningsih, M.Pd.

Saat bercerita, aku sering melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada murid-murid TPQ MDM agar mereka juga bisa aktif dalam menyimak cerita dariku. Contohnya: “Siapa yang pernah membaca di buku atau mengetahui cerita sapi betina yang ada di Al-Qur’an surat Al-Baqarah?” dan “Siapa yang tahu Nabi Musa ‘Alaihissalam?” Salah satu dari mereka juga aku jadikan sebagai peraga dari cerita yang aku sampaikan, seperti pada saat bagian cerita dimana pada akhirnya si mayat terbangun dan menunjuk si pelaku pembunuh dirinya. Murid yang aku tunjuk sebagai peraga –Royyan namanya- tadi benar-benar antusias memperagakan cerita sesuai arahanku. Dengan gaya lucunya, dia berakting seolah-olah dia adalah seorang mayat hidup yang selanjutnya menunjuk si pelaku. Murid-murid MDM lainnya memperhatikan dengan seksama dan riang gembira. Kemudian Royyan aku perintahkan untuk menunjuk salah satu temannya sebagai seolah-olah adalah si pelaku. Royyan lalu menunjuk seorang murid perempuan dan kelas TPQ MDM bertambah riuh oleh suara tawa murid-murid yang menyaksikan tingkah laku Royyan tadi.
Dari kisah menarik tersebut, aku memetik beberapa pelajaran yang tentunya bermanfaat bagiku sebagai calon pendidik di masa depan. Yang pertama, seorang guru hendaknya selalu siap kapan pun dia dibutuhkan dan dalam kondisi apapun. Oleh karena, itu aku harus senantiasa mempersiapkan diri dengan menambah wawasanku sebanyak mungkin. Yang kedua, ketika seorang guru mengajar, hendaknya dia juga bisa mengajak/menggiring murid-muridnya agar bisa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga para murid tidak mudah merasa bosan. Yang berikutnya adalah pelajaran bahwasanya anak harus sering kita berikan wawasan mengenai agama Islam ini. Salah satu contohnya dengan menceritakan kisah-kisah Nabi. Apa tujuannya? Tujuannya adalah agar sifat religius anak dapat terbentuk sejak dini sehingga ketika dewasa dia dapat menjadi pribadi yang religius dan sholeh maupun sholehah.

Wassalamu’alaikum

#STKIPALHIKMAHSBY
www.hikmahuniversity.ac.id

MENGAJAR DI KELAS ADIK

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum
Cerita ini merupakan pengalaman menarikku saat menjalani tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) semester 1 dari kampusku (STKIP Al-Hikmah Surabaya) beberapa hari yang lalu di sekolah asalku (SMA N 1 Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Tugas KKN tersebut berlangsung selama masa liburan semester gasal yaitu kurang lebih dua pekan dengan rincian kegiatan: sit in / observasi cara guru mengajar minimal sejumlah 8 kali pertemuan, praktek membuka pelajaran minimal sejumlah 4 kali pertemuan, observasi pelaksanaan pramuka di sekolah minimal sejumlah 1 kali pertemuan, dan praktek mengajar di Taman Pendidikan Quran (TPQ) minimal sejumlah 6 kali pertemuan. Jadi dalam pelaksanaannya, mahasiswa semester satu diharuskan untuk kembali ke sekolah asal mereka, dimana mereka akan menjalani tugas KKN tersebut. Aku sendiri memilih untuk melaksanakan KKN di SMA asalku (SMA N 1 Piyungan) karena letaknya tidak terlalu jauh dari rumah.
Malam itu (Rabu tanggal 24 Januari 2018), aku menghubungi guru pamong pelajaran Bahasa Inggris (nama panggilan beliau adalah Bu Tuti’) melalui pesan whatsapp untuk meminta konfirmasi kesediaan beliau terkait tugasku, yakni observasi sekaligus praktek membuka pelajaran. Beliau menyetujui, selanjutnya aku mengecek jadwal beliau mengajar di jadwal pelajaran. Aku tersenyum kecil saat melihat jadwal Bu Tuti’ di hari Kamis 25 Januari 2018 karena ternyata pada hari itu beliau mengampu pelajaran Bahasa Inggris di kelas XI IPS 1 (kelas adik pertamaku yang bernama Azzam). Dalam hati aku berkata, “Apa ya, yang kira-kira terjadi besok? Ah, sebaiknya aku persiapkan semaksimal mungkin agar semuanya berjalan lancar sehingga aku tidak malu-maluin di kelas adikku.. Hehe.”
Keesokan harinya (Kamis tanggal 25 Januari 2018), aku masuk ke kelas XI IPS 1, setelah itu Bu Tuti’ menjelaskan ke murid-murid bahwa aku yang akan membuka pelajaran beliau. Langsung saja setelah dipersilahkan Bu Tuti’, aku maju ke depan kelas. Keadaan kelas sedikit tidak tenang karena beberapa siswa maupun siswi bertanya-tanya,
“Mas, kakaknya Azzam ya?”
Lalu aku menjawab, “Sebentar, biar Mas perkenalan terlebih dahulu to”.
Setelah aku memberikan salam, kemudian aku mulai memperkenalkan diri, “Perkenalkan, nama saya Ukasyah, saya adalah mahasiswa semester 1 di STKIP Al-Hikmah Surabaya, jadi saat ini saya sedang melaksanakan tugas KKN yang salah satunya adalah praktek membuka pelajaran. Dan, saya adalah kakak dari Azzam Izzul Haq, teman kalian.” Setelah itu, tiba-tiba seluruh siswa, baik yang laki-laki maupun perempuan, langsung tertawa dan salah satu dari mereka berkata,
“Hahaha, iya kan, benar kataku, kamu kakaknya Azzam, Mas”.
“Hehe, iya iya”, balasku.
“Zam, kuwi loh ono masmu” (“Zam, itu loh ada kakakmu”), kata salah seorang siswa kepada adikku sambil tertawa.

Kelas menjadi riuh, saat itu adikku hanya bisa tersenyum dengan sesekali tertawa kecil. Entah apa yang dia pikirkan saat itu, apakah dia merasa bangga atau malah merasa malu. :D
Kemudian aku melanjutkan perkenalan diri, “Saya berasal dari Kota Probolinggo di Jawa Timur, dan saat ini saya bertempat tinggal di Jogja, tepatnya di dusun Madugondo, tidak jauh dari sini, sekitar kurang lebih........” Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, seorang siswa menimpali sambil menahan tawanya,
“Sama rumah Azzam sebelah mananya, Mas?”
“Oh, sama rumah Azzam? Satu kamar, dong”, balasku, lalu siswa serentak tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan.
Perkenalan pun selesai, lalu aku mulai memberikan sedikit motivasi kepada mereka berdasarkan pengalaman pribadiku. Aku ceritakan kepada mereka mengenai perjuanganku setelah lulus SMA, ketika pada saat itu aku benar-benar frustrasi akibat ditolak di beberapa perguruan tinggi negeri. Yang pada waktu itu aku juga sempat mendaftar beasiswa ke Jepang yang diadakan oleh satu perusahaan asal Jepang (Mitsui-Bussan) dan sayangnya juga ditolak. Aku ceritakan juga pengalamanku saat pada akhirnya aku memilih untuk bekerja selama 4 bulan di salah satu mall di Kota Jogja. Pada akhir cerita, aku sampaikan kepada mereka bahwasanya pada tahun depannya –setelah setahun tidak kuliah- aku dapat diterima di 2 perguruan tinggi, yakni UNY dan STKIP Al-Hikmah Surabaya.
Aku memberi mereka inspirasi bahwasanya Allah tidak menguji hambaNya melebihi kemampuan mereka, dan Allah juga senantiasa menyisipkan hikmah dibalik segala kesusahan yang kita terima. Aku berikan contoh nyata hal itu dari pengalaman pribadiku sebelumnya bahwasanya setelah setahun tidak kuliah dan memilih untuk bekerja demi mencari pengalaman, aku malah bisa mendapatkan beasiswa penuh 100%  S1 dari STKIP Al-Hikmah Surabaya di tahun depannya.

Wassalamu’alaikum


#STKIPALHIKMAHSBY
www.hikmahuniversity.ac.id