Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum
Cerita ini
merupakan pengalaman menarikku saat menjalani tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN)
semester 1 dari kampusku (STKIP Al-Hikmah Surabaya) beberapa hari yang
lalu di sekolah asalku (SMA N 1 Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta). Tugas KKN tersebut berlangsung selama masa liburan
semester gasal yaitu kurang lebih dua pekan dengan rincian kegiatan: sit in
/ observasi cara guru mengajar minimal sejumlah 8 kali pertemuan, praktek
membuka pelajaran minimal sejumlah 4 kali pertemuan, observasi pelaksanaan
pramuka di sekolah minimal sejumlah 1 kali pertemuan, dan praktek mengajar di
Taman Pendidikan Quran (TPQ) minimal sejumlah 6 kali pertemuan. Jadi dalam
pelaksanaannya, mahasiswa semester satu diharuskan untuk kembali ke sekolah
asal mereka, dimana mereka akan menjalani tugas KKN tersebut. Aku sendiri
memilih untuk melaksanakan KKN di SMA asalku (SMA N 1 Piyungan) karena letaknya
tidak terlalu jauh dari rumah.
Malam itu (Rabu
tanggal 24 Januari 2018), aku menghubungi guru pamong pelajaran Bahasa Inggris
(nama panggilan beliau adalah Bu Tuti’) melalui pesan whatsapp untuk
meminta konfirmasi kesediaan beliau terkait tugasku, yakni observasi sekaligus
praktek membuka pelajaran. Beliau menyetujui, selanjutnya aku mengecek
jadwal beliau mengajar di jadwal pelajaran. Aku tersenyum kecil saat melihat
jadwal Bu Tuti’ di hari Kamis 25 Januari 2018 karena ternyata pada hari itu
beliau mengampu pelajaran Bahasa Inggris di kelas XI IPS 1 (kelas adik
pertamaku yang bernama Azzam). Dalam hati aku berkata, “Apa ya, yang kira-kira
terjadi besok? Ah, sebaiknya aku persiapkan semaksimal mungkin agar semuanya
berjalan lancar sehingga aku tidak malu-maluin di kelas adikku.. Hehe.”
Keesokan harinya
(Kamis tanggal 25 Januari 2018), aku masuk ke kelas XI IPS 1, setelah itu Bu
Tuti’ menjelaskan ke murid-murid bahwa aku yang akan membuka pelajaran beliau.
Langsung saja setelah dipersilahkan Bu Tuti’, aku maju ke depan kelas. Keadaan
kelas sedikit tidak tenang karena beberapa siswa maupun siswi bertanya-tanya,
“Mas, kakaknya
Azzam ya?”
Lalu aku
menjawab, “Sebentar, biar Mas perkenalan terlebih dahulu to”.
Setelah aku
memberikan salam, kemudian aku mulai memperkenalkan diri, “Perkenalkan, nama
saya Ukasyah, saya adalah mahasiswa semester 1 di STKIP Al-Hikmah Surabaya,
jadi saat ini saya sedang melaksanakan tugas KKN yang salah satunya adalah
praktek membuka pelajaran. Dan, saya adalah kakak dari Azzam Izzul Haq, teman
kalian.” Setelah itu, tiba-tiba seluruh siswa, baik yang laki-laki maupun
perempuan, langsung tertawa dan salah satu dari mereka berkata,
“Hahaha, iya
kan, benar kataku, kamu kakaknya Azzam, Mas”.
“Hehe, iya
iya”, balasku.
“Zam, kuwi
loh ono masmu” (“Zam, itu loh ada kakakmu”), kata salah seorang siswa
kepada adikku sambil tertawa.
Kelas menjadi
riuh, saat itu adikku hanya bisa tersenyum dengan sesekali tertawa kecil. Entah
apa yang dia pikirkan saat itu, apakah dia merasa bangga atau malah merasa
malu. :D
Kemudian aku
melanjutkan perkenalan diri, “Saya berasal dari Kota Probolinggo di Jawa Timur,
dan saat ini saya bertempat tinggal di Jogja, tepatnya di dusun Madugondo,
tidak jauh dari sini, sekitar kurang lebih........” Belum sempat aku
menyelesaikan kata-kataku, seorang siswa menimpali sambil menahan tawanya,
“Sama rumah
Azzam sebelah mananya, Mas?”
“Oh, sama
rumah Azzam? Satu kamar, dong”, balasku, lalu siswa serentak tertawa
terbahak-bahak sambil bertepuk tangan.
Perkenalan pun
selesai, lalu aku mulai memberikan sedikit motivasi kepada mereka berdasarkan
pengalaman pribadiku. Aku ceritakan kepada mereka mengenai perjuanganku setelah
lulus SMA, ketika pada saat itu aku benar-benar frustrasi akibat ditolak di
beberapa perguruan tinggi negeri. Yang pada waktu itu aku juga sempat mendaftar
beasiswa ke Jepang yang diadakan oleh satu perusahaan asal Jepang (Mitsui-Bussan)
dan sayangnya juga ditolak. Aku ceritakan juga pengalamanku saat pada akhirnya
aku memilih untuk bekerja selama 4 bulan di salah satu mall di Kota Jogja. Pada
akhir cerita, aku sampaikan kepada mereka bahwasanya pada tahun depannya
–setelah setahun tidak kuliah- aku dapat diterima di 2 perguruan tinggi, yakni
UNY dan STKIP Al-Hikmah Surabaya.
Aku memberi
mereka inspirasi bahwasanya Allah tidak menguji hambaNya melebihi kemampuan
mereka, dan Allah juga senantiasa menyisipkan hikmah dibalik segala kesusahan
yang kita terima. Aku berikan contoh nyata hal itu dari pengalaman pribadiku
sebelumnya bahwasanya setelah setahun tidak kuliah dan memilih untuk bekerja
demi mencari pengalaman, aku malah bisa mendapatkan beasiswa penuh 100% S1 dari STKIP Al-Hikmah Surabaya di tahun
depannya.
Wassalamu’alaikum
#STKIPALHIKMAHSBY
www.hikmahuniversity.ac.id